Minggu, 23 September 2012

Cappucino

Ada hari - hari lalu disaat kita masih bersama,
menyesap secangkir cappucino jadi begitu nikmat
walau pahit, namun yang kurasa adalah hangatnya cappucino, 
lembutnya cream, dan harumnya taburan kayu manis 
menjadi suatu kesatuan yang begitu nikmat

sore itu, kala angin sore berhembus,
membuat rambut mu terurai

gula yang tersedia tidak sesendok pun aku tambahkan, 
padahal biasanya aku tidak begitu suka rasa pahit, 
seperti setiap orang yang tidak mau memiliki percintaan pahit, 
namun saat itu saat ku sesap secangkir cappucino , 
indra perasa ku merasakan nikmat, 
hatiku merasakan hangat, 
mungkin karena ada dirimu di sisi ku.

dan acara sore yang biasa di coffee shop itu jadi begitu istimewa.

aku benci mengatakannya,
namun waktu pun berlalu, 
hari berganti dan 
damned my dear, mengapa juga perasaan hati mu berganti?

aku mencari - cari di sudut binar - binar mata mu yang menatap ku, 
adakah sedikit sisa cinta terpancar untuk ku?

sore ini, saat seharian matahari bersinar terik, 
menyisakan debu yang terbawa angin, 
kembali ku sesap secangkir cappucino, 
berharap ada kenangan yang memberi rasa manis, 
namun,
pahit yang terasa benar - benar nyata, 
cream yang membuncah tak lebih dari rasa hambar, 
dan aroma kayu manis membuat rasanya menjadi kacau, 
atau ...
sebetulnya hati ku yang kacau?

sesendok demi sesendok  gula aku tambahkan, 
namun tak kunjung ku rasakan rasa yang kurasa saat itu.

rasa disaat kita bersama.


1 komentar:

  1. Dikirain mau nyeritain cara membuat coppucino,...tau-taunya lagi kasmaran...he..he. have a nice day with a cup coffee.

    BalasHapus