Jumat, 14 September 2012

Al Qahwah


Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi.

Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.

Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika dan robusta.

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).



Kualitas biji kopi merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan rasa sajian kopi yang dihasilkan. Ada empat karakter yang terdapat dalam biji kopi dan menjadi penentu kualitasnya:

1. Keasaman




Keasaman atau asiditas adalah karakter yang berhubungan dengan kecerahan kopi dan memberikan sensasi rasa yang lebih ’hidup’ di bagian tepi lidah. Karena itu, biji kopi yang baik memiliki keasaman namun dengan tingkatan yang rendah. Keasaman yang terlalu tinggi menyebabkan sajian kopi yang dihasilkan terlalu asam dan hal ini menyebabkan sajian kopi yang dihasilkan tidak lagi terasa nikmat.

Tingkat keasaman kopi ditentukan oleh beberapa faktor:

- Tempat tumbuh tanaman kopi. Kopi yang ditumbuhkan di dataran tinggi yang kaya akan mineral gunung berapi akan memiliki tingkat keasaman yang tinggi. 

- Pengolahan biji kopi, kopi yang diolah secara basah memiliki tingkat keasaman lebih tinggi secara signifikan daripada yang diolah secara kering. Selain itu, tingkat keasaman kopi juga tergantung pada tingginya suhu pemanggangan, jenis pemanggang, dan metode pemasakan.

2. Aroma
Aroma kopi merupakan karakter yang terpenting untuk spesifisitas kopi. Setiap jenis kopi memiliki memiliki atribut yang dapat menstimulasi indera penciuman, tak terkecuali kopi instan. Akan tetapi kopi instan sudah tidak lagi memiliki senyawa volatil yang menyebabkan penurunan dramatis sensasi rasa keseluruhan.



Aroma kopi yang diterima oleh indera tubuh terjadi melalui dua mekanisme, yaitu langsung dipersepsi oleh hidung ketika kita mencium aromanya sebelum kita meminum kopi dan secara retronasal. Mekanisme kedua terjadi bila kopi telah berada di mulut atau telah ditelan dan senyawa volatil yang terdapat pada kopi menguap ke atas memasuki saluran nasal.

Jumlah senyawa volatil yang ditemukan di kopi semakin meningkat setiap tahun. Jika saat ini jumlah senyawa volatil pada kopi menembus angka 800, bukan tidak mungkin jika di tahun-tahun mendatang jumlah ini akan meningkat terus.Hal ini seiring dengan bertambahnya waktu, maka metode analisis senyawa volatil semakin akurat dan sensitif. Oleh karena itu, dengan metode yang dikembangkan saat ini, ada kemungkinan masih ada senyawa yang belum teridentifikasi dan mungkin sudah menguap pada saat diekstrak.

3. Body
Body merupakan ”rasa mantab” pada kopi yang dapat dirasakan dengan membiarkan kopi tetap berada di lidah dan menggosokkannya dengan langit-langit mulut. Body berkisar dari yang ringan hingga berat dan dipengaruhi pemanggangan kopi. Kopi yang dipanggang secara medium dan pekat akan memiliki body yang lebih berat dibanding dengan kopi yang dipanggang ringan.


4. Rasa

Mengacu pada pengaruh dari total tiga faktor sebelumnya aroma, keasaman dan body. Kata-kata yang menggambarkan rasa dari kopi meliputi: chocolaty, nutty, wine like, fruity, spicy, woody, earthy and smokey.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar