Minggu, 14 Oktober 2012

Should I stop drinking coffee?



Untuk para penggemar kopi, rasanya ada yang kurang jika saat sarapan tidak tersedia secangkir minuman berwarna gelap itu. Bukan hanya saat sarapan, buat mereka, kopi bisa diminum kapan saja.

Banyak orang menggantungkan diri pada kopi agar tetap terjaga sepanjang siang hari dan terus beraktivitas. Kafein yang ada dalam kopi kopi memungkinkan peminumnya tidak mudah mengantuk, meningkatkan konsentrasi dan fokus, serta menghilangkan rasa lelah. Itu semua karena kafein memang merangsang kerja sistem saraf pusat.

Menurut Mayo Clinic, kebanyakan orang dewasa mengkonsumsi kafein dalam jumlah sedang, 200 hingga 300 miligram atau 2 hingga 4 cangkir kopi per hari. Dosis ini masuk kategori tidak berbahaya. Namun, beberapa kondisi mungkin bisa menjadi pertanda bahwa Anda harus mulai mengurangi asupan kafein harian Anda.

Berikut adalah kondisi-kondisi yang menandakan bahwa sudah waktunya bagi Anda untuk menahan nafsu ngopi Anda:

1. Minum lebih dari 4 cangkir per hari

Kalau Anda minum kopi paling banyak 4 cangkir per hari, itu masih belum dalam taraf berbahaya. Namun, jika lebih dari itu, akan timbul efek-efek yang tidak menyenangkan.

Dalam dosis yang tinggi, lebih dari 500 hingga 600 miligram per hari, kafein dapat menyebabkan:
- Insomnia
- Gugup
- Merasa gelisah
- Perut mulas
- Mudah marah
- Detak jantung cepat
- Otot gemetar

Selain itu, tingkat sensitivitas seseorang terhadap kafein juga bisa berbeda. Sehingga, dosis yang lebih rendah dari angka yang disebabkan di atas bisa saja sudah berpengaruh terhadap kondisi mereka. Bahkan ada yang sudah merasa gelisah dan sulit tidur hanya dengan meminum secangkir kopi atau teh saja.

Bagaimana reaksi seseorang terhadap kafein bisa jadi ditentukan oleh berapa banyak kafein yang biasa diasup. Mereka yang tidak minum kafein secara reguler cenderung lebih sensitif terhadap pengaruh negatifnya. Faktor-faktor lain termasuk berat badan, usia, serta sedang dalam masa pengobatan atau tidak. Yang menarik, penelitian juga menunjukkan bahwa pria lebih tahan terhadap kafein dibanding perempuan.

2. Tidak cukup tidur

Rata-rata orang dewasa membutuhkan tujuh hingga delapan jam tidur setiap malam. Namun, asupan kafein dapat mempengaruhi waktu tidur tersebut.

Kekurangan tidur kronis bisa disebabkan pekerjaan, stres, bepergian, atau karena terlalu banyak kafein. Kurang tidur sifatnya kumulatif. Jika dibiarkan akan sangat mempengaruhi dan mengganggu kegiatan pada siang hari.

Minum kopi agar dapat terjaga sepanjang siang hari adalah alasan klasik yang sering ditemui dimana-mana. Anda merasa mengantuk pada siang hari bisa jadi karena tidur pada malam hari yang kurang. Padahal, kopi dapat menyebabkan Anda juga tetap terjaga hingga malam hari. Akibatnya, tidur Anda pun kurang.

Jika memang ‘lingkaran setan’ ini terjadi, kurangi atau hentikan dahulu asupan kopi Anda untuk sementara waktu hingga pola tidur Anda normal kembali.

3. Dalam pengobatan dan mengasup suplemen

Beberapa jenis obat dan suplemen herbal dapat berinteraksi dengan kafein. Selain itu, beberapa jenis antibiotik — yang berhubungan dengan antibakteri — dapat pula mempengaruhi proses pemecahan kafein di dalam tubuh. Antibiotik tersebut dapat menambah durasi keberadaan kafein di dalam tubuh. Akibatnya, efeknya juga akan semakin lama untuk hilang.

Suplemen herbal, misalnya echinacea, banyak dijual di apotek dan penyedia suplemen herbal. Echinacea berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga peminumnya tidak mudah terkena flu dan infeksi lain. Namun demikian, suplemen ini dapat meningkatkan konsentrasi kafein dalam darah, sehingga bukan kombinasi yang baik dengan hobi ngopi Anda.

Karena itu, jika Anda sedang harus minum obat, ada baiknya untuk sementara waktu menghentikan kebiasaan minum kopi Anda. Atau bisa juga dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda.

sumber:
http://resep-kopi.com/kapan-waktunya-mengurangi-kopi.htm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar